Kamus QiuQiu

Apa arti kata capitalism dalam bahasa Indonesia, akar kata, imbuhan, terjemahan, sinonim, antonim, frasa, contoh kalimat?

🎧 Fonetik

🔈Pengucapan Amerika: /ˈkæpɪtəlɪzəm/

🔈Pengucapan Inggris: /ˈkæpɪtəlɪzəm/

📖 Arti Kata yang Rinci

  • noun (n.):sebuah sistem ekonomi di mana sumber daya dan perusahaan dikuasai dan beroperasi oleh individu atau perusahaan bukan oleh pemerintah, dan harga, produksi, dan distribusi barang diatur melalui kerjasama bebas atau persaingan kompetitif
        Contoh: Capitalism has shaped many aspects of our society. (Kapitalisme telah membentuk banyak aspek masyarakat kita.)

🌱 Akar Kata, Awalan, Akhiran

Akar kata: Dari kata Latin 'capitalis' yang berarti 'tentang kekayaan atau modal', dan 'ism' yang merupakan akhiran yang menunjukkan sebuah ideologi atau sistem

💡 Mnemonik Asosiasi

Menyangkut sistem ekonomi di mana individu dan perusahaan memiliki kekuatan dalam menentukan harga dan produksi, seringkali dibandingkan dengan sistem sosialis atau komunis di mana pemerintah memegang kendali

📜 Mnemonik Sinonim dan Antonim

Sinonim:

  • economic system, market economy, free enterprise

Antonim:

  • socialism, communism, planned economy

✍️ Mnemonik Frasa

  • capitalism and democracy (kapitalisme dan demokrasi)
  • capitalism vs. socialism (kapitalisme vs. sosialis)

📝 Mnemonik Contoh Kalimat

  • Capitalism encourages competition and innovation. (Kapitalisme mendorong persaingan dan inovasi.)

📚 Mnemonik Cerita

Cerita dalam Bahasa Inggris:

In a world where capitalism reigned, John started his own tech company. He believed in the power of free markets and individual initiative. As his business grew, so did the wealth and opportunities in his community. However, he also saw the disparities that capitalism could create, motivating him to find ways to balance profit with social responsibility.

Cerita dalam Bahasa Mandarin:

Di dunia di mana kapitalisme berlaku, John memulai perusahaannya sendiri di bidang teknologi. Dia percaya pada kekuatan pasar bebas dan inisiatif individu. Saat bisnisnya berkembang, begitu juga dengan kekayaan dan peluang di komunitasnya. Namun, dia juga melihat ketimpangan yang bisa diciptakan oleh kapitalisme, mendorongnya untuk menemukan cara untuk menyeimbangkan keuntungan dengan tanggung jawab sosial.