Apa arti kata fatalism dalam bahasa Indonesia, akar kata, imbuhan, terjemahan, sinonim, antonim, frasa, contoh kalimat?
🎧 Fonetik
🔈Pengucapan Amerika: /ˈfeɪtəlɪzəm/
🔈Pengucapan Inggris: /ˈfeɪtəlɪzəm/
📖 Arti Kata yang Rinci
- noun (n.):keyakinan bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh takdir atau keadaan yang tidak dapat diubah
Contoh: His fatalism made him believe that nothing could change his destiny. (Fatalismnya membuatnya percaya bahwa tidak ada yang bisa mengubah taktiranya.)
🌱 Akar Kata, Awalan, Akhiran
Akar kata: Berasal dari bahasa Latin 'fatum' yang berarti 'takdir' dan 'ism' sebagai akhiran yang menunjukkan suatu sistem atau keyakinan
💡 Mnemonik Asosiasi
Bayangkan seseorang yang duduk di tepi pantai, melihat ombak datang dan pergi, dan merasa bahwa hidupnya seperti itu - terkendali oleh kekuatan yang lebih besar.
📜 Mnemonik Sinonim dan Antonim
Sinonim:
- pessimism, determinism
Antonim:
- optimism, free will
✍️ Mnemonik Frasa
- fatalistic attitude (sikap fatalistis)
- fatalistic view (pandangan fatalistis)
📝 Mnemonik Contoh Kalimat
- The philosopher's fatalism influenced his view on life. (Fatalism filsuf tersebut mempengaruhi pandangannya tentang kehidupan.)
📚 Mnemonik Cerita
Cerita dalam Bahasa Inggris:
In a small village, there lived an old man known for his fatalism. He believed that every event was predestined and nothing could be changed. One day, a young traveler asked him about the path to the nearest town. The old man replied, 'It's all fate, my boy. If it's meant to be, you will find your way.' The traveler, not convinced by this fatalistic view, decided to explore the path himself and eventually found the town, proving that not everything is predetermined.
Cerita dalam Bahasa Mandarin:
Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang lelaki tua yang dikenal karena fatalismenya. Dia percaya bahwa setiap peristiwa telah ditakdirkan dan tidak ada yang bisa diubah. Suatu hari, seorang pelancong muda bertanya kepadanya mengenai jalan menuju kota terdekat. Lelaki tua itu menjawab, 'Itu semua takdir, nak. Jika itu seharusnya terjadi, kamu akan menemukan jalanmu.' Pelancong itu, tidak yakin dengan pandangan fatalistis ini, memutuskan untuk menjelajahi jalan itu sendiri dan akhirnya menemukan kota tersebut, membuktikan bahwa tidak semuanya telah ditentukan.