Kamus QiuQiu

Apa arti kata grimace dalam bahasa Indonesia, akar kata, imbuhan, terjemahan, sinonim, antonim, frasa, contoh kalimat?

🎧 Fonetik

🔈Pengucapan Amerika: /ˈɡrɪməs/

🔈Pengucapan Inggris: /ˈɡrɪməs/

📖 Arti Kata yang Rinci

  • noun (n.):wajah yang menggambarkan rasa sakit, ketidakpuasan, atau kebencian
        Contoh: She made a grimace when she tasted the sour fruit. (Dia membuat wajah tak senang ketika mencicipi buah yang asam.)
  • verb (v.):membuat wajah yang menunjukkan rasa sakit, ketidakpuasan, atau kebencian
        Contoh: He grimaced as the bitter medicine touched his tongue. (Dia membuat wajah tak senang ketika obat pahit menyentuh lidahnya.)

🌱 Akar Kata, Awalan, Akhiran

Akar kata: Berasal dari bahasa Perancis kuno 'grimaç', yang berarti 'mengerutkan muka'. Kata ini berkaitan dengan gerakan wajah yang menunjukkan ketidakpuasan atau rasa sakit.

💡 Mnemonik Asosiasi

Menyangkut ke suatu adegan: Seseorang sedang makan makanan yang tidak disukai, dan wajahnya menunjukkan ketidakpuasan.

📜 Mnemonik Sinonim dan Antonim

Sinonim:

  • noun: frown, scowl
  • verb: frown, scowl

Antonim:

  • noun: smile, grin
  • verb: smile, grin

✍️ Mnemonik Frasa

  • make a grimace (membuat wajah tak senang)
  • grimace in pain (mengerutkan muka karena sakit)

📝 Mnemonik Contoh Kalimat

  • noun: The child's grimace showed her dislike for the vegetable. (Wajah tak senang anak itu menunjukkan ketidaksukanya terhadap sayuran.)
  • verb: She grimaced at the thought of eating another spoonful. (Dia membuat wajah tak senang pada pikiran untuk makan satu sendok lagi.)

📚 Mnemonik Cerita

Cerita dalam Bahasa Inggris:

In a small village, there was a chef known for his unique dishes. One day, he decided to create a dish with a very sour ingredient. As the villagers tasted it, each one made a grimace, unable to hide their discomfort. The chef, seeing this, realized he needed to adjust the recipe. He smiled, knowing that he could turn this grimace into a smile with a few tweaks.

Cerita dalam Bahasa Mandarin:

Di sebuah desa kecil, ada seorang koki yang dikenal karena hidangannya yang unik. Suatu hari, dia memutuskan untuk menciptakan hidangan dengan bahan yang sangat asam. Ketika para penduduk desa mencicipinya, masing-masing membuat wajah tak senang, tidak bisa menyembunyikan ketidaknyamanannya. Koki itu, melihat ini, menyadari bahwa dia perlu menyesuaikan resepnya. Dia tersenyum, mengetahui bahwa dia bisa mengubah wajah tak senang ini menjadi senyum dengan beberapa penyesuaian.