Apa arti kata objectify dalam bahasa Indonesia, akar kata, imbuhan, terjemahan, sinonim, antonim, frasa, contoh kalimat?
🎧 Fonetik
🔈Pengucapan Amerika: /əbˈdʒektɪˌfaɪ/
🔈Pengucapan Inggris: /əbˈdʒektɪfaɪ/
📖 Arti Kata yang Rinci
- verb (v.):mengubah sesuatu menjadi objek atau memperlakukan seseorang sebagai objek, terutama dalam arti mengurangi kualitas atau kehidupan sosialnya
Contoh: The advertising industry often objectifies women. (Industri periklanan seringkali mengubah wanita menjadi objek.)
🌱 Akar Kata, Awalan, Akhiran
Akar kata: Berasal dari kata bahasa Latin 'objectum' yang berarti 'sesuatu yang diberikan', dan 'facere' yang berarti 'membuat'. Digabung menjadi 'objectify' yang berarti 'membuat menjadi objek'.
💡 Mnemonik Asosiasi
Menyangkut kepada penggambaran sosial: Seorang model yang digambarkan sebagai objek dalam sebuah iklan, yang menggambarkan bagaimana seseorang dapat diubah menjadi objek.
📜 Mnemonik Sinonim dan Antonim
Sinonim:
- treat as an object, dehumanize
Antonim:
- humanize, personalize
✍️ Mnemonik Frasa
- objectify someone's experience (mengubah pengalaman seseorang menjadi objek)
- objectify a concept (mengubah konsep menjadi objek)
📝 Mnemonik Contoh Kalimat
- The fashion industry has been criticized for objectifying women. (Industri fashion telah didedikasikan untuk mengubah wanita menjadi objek.)
📚 Mnemonik Cerita
Cerita dalam Bahasa Inggris:
In a small town, there was a photographer named Alex who loved to objectify his subjects in his art. He believed that by doing so, he could capture the essence of their being. One day, he met a woman named Lily, who challenged his approach. She argued that objectifying people stripped them of their humanity. Intrigued, Alex decided to try a new approach, focusing on capturing the emotions and stories behind his subjects, rather than just their physical appearance.
Cerita dalam Bahasa Mandarin:
Di sebuah kota kecil, ada seorang fotografer bernama Alex yang suka mengubah subjeknya menjadi objek dalam seninya. Dia percaya bahwa dengan melakukan itu, dia bisa menangkap esensi keberadaan mereka. Suatu hari, dia bertemu seorang wanita bernama Lily, yang menantang pendekatannya. Dia berpendapat bahwa mengubah orang menjadi objek mengurangi kemanusiaan mereka. Tertarik, Alex memutuskan untuk mencoba pendekatan baru, fokus pada penangkapan emosi dan cerita di balik subjeknya, bukan hanya penampilan fisik mereka.