Kamus QiuQiu

Apa arti kata patronize dalam bahasa Indonesia, akar kata, imbuhan, terjemahan, sinonim, antonim, frasa, contoh kalimat?

🎧 Fonetik

🔈Pengucapan Amerika: /ˈpeɪtrənaɪz/

🔈Pengucapan Inggris: /ˈpætrənaɪz/

📖 Arti Kata yang Rinci

  • verba (v.):menjadi peladen atau pendukung; menghargai secara mengejek atau menunjukkan keangkuhan
        Contoh: She patronizes the local bookstore every weekend. (Dia menjadi peladen toko buku setempat setiap akhir pekan.)

🌱 Akar Kata, Awalan, Akhiran

Akar kata: Berasal dari kata Latin 'patronus' yang berarti 'peladen', 'pemberi dukungan'. Kata ini kemudian berkembang menjadi 'patronize' yang menggambarkan sikap menjadi peladen atau menunjukkan sikap angkuh.

💡 Mnemonik Asosiasi

Menyangkut ke suatu adegan: Seorang pengusaha kaya menjadi peladen sebuah restoran kecil, tetapi dengan sikap yang menunjukkan keangkuhan, di sini 'patronize' menggambarkan sikap menjadi peladen dengan sikap yang kurang sopan.

📜 Mnemonik Sinonim dan Antonim

Sinonim:

  • support, sponsor, condescend

Antonim:

  • oppose, boycott

✍️ Mnemonik Frasa

  • patronize a business (mendukung sebuah bisnis)
  • patronize an artist (mendukung seorang seniman)

📝 Mnemonik Contoh Kalimat

  • The wealthy businessman decided to patronize the struggling artist. (Sinergi kaya itu memutuskan untuk mendukung seniman yang kesulitan.)

📚 Mnemonik Cerita

Cerita dalam Bahasa Inggris:

In a small town, there was a famous artist who struggled to sell his paintings. One day, a wealthy businessman visited the town and decided to patronize the artist, not out of genuine appreciation but to show off his status. The artist, feeling patronized, decided to use the support to gain recognition and eventually found success, proving that even a condescending patron can unintentionally help.

Cerita dalam Bahasa Mandarin:

Di sebuah kota kecil, ada seorang seniman terkenal yang kesulitan menjual lukisannya. Suatu hari, seorang usahawan kaya mengunjungi kota tersebut dan memutuskan untuk mendukung seniman itu, bukan karena menghargai seni yang sebenarnya tetapi untuk menunjukkan statusnya. Seniman itu, merasa didukung dengan sikap yang mengejek, memutuskan untuk menggunakan dukungan itu untuk mendapatkan pengakuan dan akhirnya menemukan kesuksesan, membuktikan bahwa bahkan seorang peladen yang mengidap angkuh dapat secara tidak sengaja membantu.