Apa arti kata prepossess dalam bahasa Indonesia, akar kata, imbuhan, terjemahan, sinonim, antonim, frasa, contoh kalimat?
🎧 Fonetik
🔈Pengucapan Amerika: /ˌpriːpəˈzes/
🔈Pengucapan Inggris: /ˌpriːpəˈzes/
📖 Arti Kata yang Rinci
- verb (v.):membuat seseorang merasa menyukai atau tertarik pada seseorang atau sesuatu sebelum mereka memahaminya secara mendalam
Contoh: Her friendly smile prepossessed him in her favor. (Senyumnya yang ramah membuatnya menyukai dia.)
🌱 Akar Kata, Awalan, Akhiran
Akar kata: Berasal dari kata Latin 'prae' yang berarti 'sebelum' dan 'possidere' yang berarti 'menguasai'. Jadi, 'prepossess' berarti 'menguasai sebelum' atau 'mempengaruhi sebelum'
💡 Mnemonik Asosiasi
Menyangkut ke suatu adegan: Seorang pria bertemu seorang wanita dengan senyum yang sangat hangat dan ramah, yang segera membuat pria itu tertarik padanya sebelum dia benar-benar mengenalnya.
📜 Mnemonik Sinonim dan Antonim
Sinonim:
- verb: predispose, predispose favorably
Antonim:
- verb: alienate, repel
✍️ Mnemonik Frasa
- Prepossess in someone's favor (Membuat seseorang menyukai atau menaruh simpati pada orang lain sebelum memahami secara mendalam)
📝 Mnemonik Contoh Kalimat
- verb: The beautiful scenery prepossessed the tourists. (Pemandangan yang indah membuat para turis tertarik.)
📚 Mnemonik Cerita
Cerita dalam Bahasa Inggris:
Once, there was a charming young man who had a unique ability to prepossess everyone he met. His warm smile and kind words made people instantly like him. One day, he met a skeptical scientist who was not easily impressed. However, the young man's genuine interest in the scientist's work and his respectful questions gradually prepossessed the scientist, leading to a fruitful collaboration.
Cerita dalam Bahasa Mandarin:
Dulu, ada seorang pemuda yang menawan yang memiliki kemampuan unik untuk membuat semua orang yang dia temui menyukainya. Senyumnya yang hangat dan kata-kata yang baik membuat orang-orang segera menyukainya. Suatu hari, dia bertemu dengan seorang ilmuwan yang skeptis yang tidak mudah terkesan. Namun, minat yang tulus pada pekerjaan ilmuwan dan pertanyaan yang sopan pemuda itu secara bertahap membuat ilmuwan tersebut menyukainya, mengarah pada kolaborasi yang bermakna.