Apa arti kata stereotype dalam bahasa Indonesia, akar kata, imbuhan, terjemahan, sinonim, antonim, frasa, contoh kalimat?
🎧 Fonetik
🔈Pengucapan Amerika: /ˈster.i.ə.taɪp/
🔈Pengucapan Inggris: /ˈster.i.ə.taɪp/
📖 Arti Kata yang Rinci
- noun (n.):sebuah gagasan umum yang dipersepsikan secara kasar atau tidak benar tentang orang atau hal tertentu
Contoh: The belief that all teenagers are lazy is a stereotype. (Keyakinan bahwa semua remaja malas adalah stereotip.) - verb (v.):menganggap atau menggambarkan seseorang atau sesuatu dalam kaitannya dengan stereotip
Contoh: People often stereotype others based on their appearance. (Orang-orang sering menganggap orang lain berdasarkan penampilannya.)
🌱 Akar Kata, Awalan, Akhiran
Akar kata: Dari bahasa Yunani 'stereos' yang berarti 'padat' dan 'typos' yang berarti 'cetakan'. Awalnya digunakan dalam konteks cetakan kaku dan tidak berubah, kemudian berkembang menjadi konsep tentang gambaran umum yang kaku dan tidak berubah.
💡 Mnemonik Asosiasi
Menyangkut ke ide umum yang kasar atau tidak benar: Misalnya, ketika seseorang menganggap semua orang dari suatu negara memiliki sifat yang sama, ini adalah contoh penggunaan stereotip.
📜 Mnemonik Sinonim dan Antonim
Sinonim:
- noun: cliché, archetype
- verb: categorize, pigeonhole
Antonim:
- noun: individuality, uniqueness
- verb: appreciate, understand
✍️ Mnemonik Frasa
- break the stereotype (melanggar stereotip)
- reinforce a stereotype (memperkuat stereotip)
📝 Mnemonik Contoh Kalimat
- noun: The movie challenges many gender stereotypes. (Film ini menantang banyak stereotip gender.)
- verb: It's wrong to stereotype people based on their race. (Salah menganggap orang berdasarkan ras mereka.)
📚 Mnemonik Cerita
Cerita dalam Bahasa Inggris:
Once, in a small town, everyone had a stereotype about the newcomers. The baker was thought to be too serious, the teacher too strict, and the librarian too quiet. One day, a festival brought everyone together, and they discovered that the baker was hilarious, the teacher was kind, and the librarian was adventurous. They learned not to stereotype people based on first impressions.
Cerita dalam Bahasa Mandarin:
Dulu, di sebuah kota kecil, semua orang memiliki stereotip tentang pendatang baru. Penjual roti dianggap terlalu serius, guru terlalu keras, dan pustakawan terlalu pendiam. Suatu hari, festival membawa semua orang bersama-sama, dan mereka menemukan bahwa penjual roti itu lucu, guru itu baik, dan pustakawan itu berani. Mereka belajar untuk tidak menganggap orang berdasarkan kesan pertama.