Apa arti kata welt dalam bahasa Indonesia, akar kata, imbuhan, terjemahan, sinonim, antonim, frasa, contoh kalimat?
๐ง Fonetik
๐Pengucapan Amerika: /wษlt/
๐Pengucapan Inggris: /wษlt/
๐ Arti Kata yang Rinci
- noun (n.)๏ผluka yang muncul di kulit akibat pukulan atau gesekan
Contoh: He got a welt from the whip. (Dia mendapatkan bekas luka dari cambuk.) - verb (v.)๏ผmenyebabkan timbulnya luka atau bekas luka pada kulit
Contoh: The belt welted his skin. (Ikat pinggang menyebabkan timbulnya luka pada kulitnya.)
๐ฑ Akar Kata, Awalan, Akhiran
Akar kata: Berasal dari bahasa Jermanik 'welten', yang berarti 'mengerut', yang kemudian berkembang menjadi arti 'luka' atau 'bekas luka' dalam bahasa Inggris.
๐ก Mnemonik Asosiasi
Bayangkan sebuah sabuk (belt) yang menyentuh kulit dan menyebabkan luka (welt).
๐ Mnemonik Sinonim dan Antonim
Sinonim:
- noun: bruise, mark
- verb: bruise, mark
Antonim:
- noun: healing, recovery
- verb: heal, recover
โ๏ธ Mnemonik Frasa
- raise a welt (menyebabkan timbulnya luka)
- welt up (mengerut atau menjadi luka)
๐ Mnemonik Contoh Kalimat
- noun: She noticed a welt on her arm. (Dia memperhatikan bekas luka di lengannya.)
- verb: The harsh treatment welted her skin. (Pengobatan kasar itu menyebabkan timbulnya luka pada kulitnya.)
๐ Mnemonik Cerita
Cerita dalam Bahasa Inggris:
In a small village, there was a strict teacher who often used a cane to discipline his students. One day, after a particularly harsh lesson, a student noticed a welt on his arm from the cane. This incident made the student realize the importance of speaking up against such treatment, and he decided to talk about it with the village chief. The chief, moved by the story, implemented new rules about student treatment, and the welt became a symbol of change in the village.
Cerita dalam Bahasa Mandarin:
Di sebuah desa kecil, ada seorang guru yang keras kepala yang sering menggunakan tongkat untuk mendisiplinkan murid-muridnya. Suatu hari, setelah pelajaran yang sangat keras, seorang murid memperhatikan bekas luka di lengannya dari tongkat itu. Insiden ini membuat murid menyadari pentingnya berbicara tentang perlakuan seperti itu, dan ia memutuskan untuk membicarakannya dengan kepala desa. Kepala desa, tergerak oleh kisah itu, menerapkan aturan baru tentang perlakuan terhadap murid, dan bekas luka itu menjadi simbol perubahan di desa.